MASJID RAYA BANDUNG JAWA BARAT

MASJID RAYA BANDUNG JAWA BARAT

Masjid Raya Bandung dan Sejarahnya

Masjid Raya Bandung, Jawa Barat terletak di Jl. Asia Afrika, Balonggede, Kecamatan Regol, Bandung, Jawa Barat.

Sebelumnya dikenal sebagai Masjid Agung pertama kali didirikan pada tahun 1812. Masjid Agung Bandung dibangun bersamaan dengan transfer Krapyak pusat Bandung, sekitar kilometer sepuluh selatan dari Kota Bandung ke pusat kota sekarang. Masjid ini awalnya dibangun dengan bentuk-bentuk tradisional bangunan panggung sederhana, kayu bertiang, dinding anyaman bambu, jerami dan dilengkapi dengan kolam besar sebagai tempat untuk mengambil wudhlu air. Kolam renang air juga berfungsi sebagai sumber air untuk memadamkan kebakaran yang terjadi di wilayah Bandung pada tahun 1825.

Setahun setelah kebakaran, pada tahun 1826 dilakukan perombakkan terhadap bangunan masjid dengan mengganti dinding bilik dan atap dengan bahan kayu bambu.Perombakan yang dilakukan lagi pada tahun 1850 sebagai pembangunan Groote Postweg (sekarang Jalan Asia Afrika). Masjid kecil menderita perombakkan dan perluasan atas instruksi Bupati R.A Wiranatakusumah IV, masjid diganti dengan genteng sementara didingnya diganti dengan dinding bata.

Masjid Raya Bandung, sekarang kita melihat hasil desain 4 desainer terkenal dari Bandung masing-masing Ir. H. Keulman, Ir. Arie H. Atmadibrata, Ir. H. Numan dan Prof. Dr. Slamet Wirasonjaya. draft awalnya akan mempertahankan sebagian besar bangunan lama Masjid Agung Bandung, termasuk rangkaian jembatan dengan masjid ke plaza barat di jalan utama dan dinding berbentuk seperti sisik ikan di sisi depan masjid. Satu-satunya perubahan pada bangunan tua adalah atap perubahan bentuk masjid dari bentuk atap piramida digantikan dengan kubah setengah bola besar berdiameter 30 meter dengan tinggi sekitar 20 meter (badan kubah)  dan serta sekaligus menjadi sebuah kubah utama. Dengan di damping 2 kubah kecil depan kanan kiri serta 2 menara.

Pada bulan Desember 2011,Kubah Masjid utama yang yang terpampang di Masjid Raya Bandung ini di pesankan langsung dari salah satu Kontraktor Produsen Kubah Masjid di Sidoarjo Jawa Timur Sinar Surya Abadi.

Suatu hasil karya yang memukau berawal dari kubah terbuat dari bahan beton maka pekerjaan kubah ini dilapisi dengan bahan kubah yang kuat terhadap cuaca maupun korosi yaitu dari bahan baja SPCC-SD Low Carbon dengan finishing Enameling oven 850 derajat celcius yang biasanya di sebut juga Kubah Enamel.

Bangunan tambahan didirikan di lahan yang dulunya jalan utama di depan barat masjid plaza. Bangunan tambahan ini dilengkapi dengan sepasang menara (rencana 99 meter) namun kemudian dikurangi menjadi 81 meter, terkait dengan keselamatan penerbangan serta masukan dari manajer Bandara Husein Sastranegara – Bandung. Saat ini, dua menara kembar mengapit bangunan utama masjid bisa dinaiki pengunjung. Di lantai atas, lantai 19, pengunjung dapat menikmati pemandangan 360 derajat dari kota Bandung.

Sekarang, banyak orang yang menggunakan masjid ini sebagai tempat rekreasi, di mana ngabuburit, dan juga tempat yang terbuka bersama.Masyarakat sekarang dapat beribadah dan bergerak dengan lebih leluas untuk Masjid Raya Bandung buka 24jam.